Lauw Tjun Nji
contact me :
  • Beranda
  • Basic
  • Survey & Earthwork
  • Engineering
  • Sipil & Konstruksi
  • Manajemen Proyek
  • Standar
  • Contract
  • Brosur
  • About Me
Bahan Tambah (Addditive / Admixtures)
ASTM C-494, PB 1989 - SKBI 1.4.53.1989


Klasifikasi dan persyaratan/spesifikasi bahan tambah
Bahan tambah dalam campuran beton segar diatur dalam ASTM C-494 (Standard Specification for Chemical Admixtures for Concrete) dan diklasifikasikan dalam kelompok fungsi sebagai berikut :
Picture

Bahan tambah yang digunakan harus memenuhi ketentuan spesifikasi untuk tiap tipe, yang diatur sebagai berikut :
klik untuk memperbesar tabel
Picture

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan tambah :
  • cek apakah bahan tambah bereaksi negatif dengan material pembentuk beton normal yang dipakai atau tidak, misal apakah perlu menggunakan semen yang khusus atau tidak, dsb
  • dalam penggunaan lebih dari satu jenis bahan tambah, pastikan tidak terjadi reaksi merugikan, perhatikan spesifikasi teknis masing-masing material
  • persyaratan pencampuran, perhatikan petunjuk penggunaan material
  • temperatur atau suhu pengecoran, dipastikan sesuai dengan ketentuan material
  • perubahan waktu setting, dipastikan sebelum pemakaian bahan tambah diputuskan, supaya dapat diantisipasi alat kerja, tenaga kerja dan persiapan lokasi sebelum pengecoran
  • perawatan/curing, apakah memerlukan bahan atau perlakuan khusus, serta lama pelaksanaan curing yang disyaratkan
  • dsb

Sifat dan karakteristik tiap fungsi bahan tambah

Tipe A : Water reducing admixture
Bahan tambah dengan fungsi water reducing digunakan dengan tujuan utama sesuai kebutuhan, sebagai berikut :
  • mengurangi kadar air (fas) dengan tidak mengurangi semen dan slump
  • meningkatkan slump dengan tidak mengurangi semen dan kadar air (fas) yang digunakan
  • mengurangi semen yang digunakan dengan tidak mengurangi slump dan kadar air (fas) -- harus memperhatikan ketentuan pemakaian semen minimum sesuai peraturan

Bahan tambah ini pada umumnya mengurangi pemakaian air sebanyak 5% - 12% dari pemakaian pada desain mix beton normal.

Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan pengaruhnya pada waktu ikat (setting) beton segar yang pada umumnya akan menjadi lebih cepat dari beton normal -- pelaksanaan finishing harus dipersiapkan dengan baik supaya tidak terlambat dimulai dan diselesaikan.
Tipe B : Retarding admixture
Bahan tambah dengan fungsi retarding digunakan dengan tujuan utama menunda waktu initial dan final setting dari adukan beton segar, dan mempertahankan workability beton pada cuaca panas, pada umumnya digunakan jika :
  • pelaksanaan pengecoran mempunyai tingkat kesulitan cukup tinggi sehingga memerlukan waktu pelaksanaan yang lebih lama dari waktu setting beton normal
  • lokasi batching plant yang cukup jauh
  • kondisi lalu lintas yang dilalui oleh mobile mixer tidak lancar
  • pengecoran dengan kondisi cuaca panas yang berpotensi mengakibatkan kehilangan kelembaban lebih cepat
  • proses finishing yang memerlukan waktu yang lebih lama sehingga waktu setting beton yang lebih lama diperlukan

Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan waktu penutupan permukaan beton (sealing dan troweling) tidak boleh terburu-buru karena proses initial setting dan bleeding yang lebih lambat dari beton normal, supaya memastikan proses bleeding sudah sepenuhnya selesai sebelum dilakukan penutupan permukaan beton (sealing dan trowelling).

Efek dari penggunaan retarding admixture yang perlu diwaspadai, antara lain :
  • beberapa retarder mempunyai sifat menimbulkan gelembung udara dalam beton
  • beberapa retarder menyebabkan kehilangan slump yang lebih cepat walaupun menyebabkan waktu setting yang lebih lambat
  • memperbesar resiko susut pengeringan dan rangkak yang lebih tinggi
Tipe C : Accelerating admixture
Bahan tambah dengan fungsi accelerating digunakan dengan tujuan utama mendapatkan kekuatan awal yang lebih tinggi pada beton yang dikerjakan, misalkan jika elemen struktur beton yang diperlukan untuk segera dibebani oleh pekerjaan berikutnya dalam kaitan dengan waktu pelaksanaan yang ketat.

Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan kadar ion klorida terlarut dalam beton keras yang disyaratkan, tidak boleh terlewati -- karena beresiko menimbulkan korosi pada besi atau baja tulangan.

Penggunaan bahan tambah ini harus memperhatikan dengan seksama waktu setting yang lebih cepat dan curing yang dilakukan harus sesempurna mungkin untuk mencapai kekuatan awal yang diinginkan lebih tinggi.
Tipe D : Water reducing + retarding admixture
Bahan tambah dengan fungsi water reducing + retarding digunakan dengan tujuan utama untuk menambah kekuatan beton karakteristik jangka panjang.

Penggunaan bahan tambah ini pada umumnya tidak mengubah kadar semen dan komposisi agregat yang digunakan pada desain mix untuk beton normal yang direncanakan
Tipe E : Water reducing + accelerating admixture
Bahan tambah dengan fungsi water reducing + accelerating digunakan dengan tujuan mendapatkan efek kekuatan awal yang lebih tinggi dari bahan tambah accelerating saja.

Penggunaan bahan tambah ini pada umumnya tidak mengubah kadar semen dan komposisi agregat yang digunakan pada desain mix untuk beton normal yang direncanakan
Tipe F : High range water reducing (HRWR)
Bahan tambah dengan fungsi HRWR digunakan untuk mendapatkan tingkat konsistensi  yang diinginkan atau ditetapkan spesifikasi dengan mengurangi berat air sebesar 12% atau lebih (sampai 40%)

Tujuan dan penggunaannya sama dengan bahan tambah tipe A dengan pengurangan berat air > 12%.
HRWR atau bahan tambah tipe F pada umumnya diaplikasikan atau dicampurkan di lokasi pengececoran.

Salah satu jenis bahan tambah ini adalah bahan superplasticizer.
Tipe G : High range water reducing (HRWR) + retarding
Bahan tambah dengan fungsi HRWR + retarding digunakan untuk mendapatkan efek serupa dengan bahan tambah tipe D dengan pengurangan berat air yang digunakan sebesar 12% atau lebih (sampai 40%).

Tujuan dan penggunaannya sama dengan bahan tambah tipe D.

Pencampuran bahan tambah tipe G dapat dilakukan di batcing plant atau di lokasi proyek.
Beberapa jenis superplasticizer mempunyai klasifikasi sebagai bahan tambah tipe G.

Yang perlu diperhatikan dan tidak dilupakan adalah penggunaan bahan tambah yang berupa cairan, maka kandungan air yang ada dalam bahan tambah tersebut harus diperhitungkan dalam kadar air atau faktor air semen (fas) pada desain mix.

Beberapa produk bahan tambah produksi pabrik mempunyai spesifikasi yang memenuhi beberapa tipe admixture, untuk itu disarankan berkonsultasi dengan produsen untuk mendapatkan bahan tambah yang paling sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

Powered by Create your own unique website with customizable templates.